Mach Zehnder merupakan jenis modulator
eksternal elektro-optik yang digunakan dalam Tugas Akhir ini, bekerja
mempengaruhi berkas cahaya yang melintas dengan menggunakan medan
elektromagnetik tertentu yang dihasilkan oleh pulsa-pulsa listrik. Atau dengan kata
lain modulator ini bekerja berdasarkan prinsip perpaduan (interfering) dua
berkas cahaya koheren yang menghasilkan pola garis-garis cahaya (fringe) sesuai
dengan besarnya beda fasa antara dua berkas cahaya tadi. Gambar 2.2 adalah
skema dasar Interferometer Mach Zehnder. Pada gambar tersebut nampak jelas cara
kerja alat jika dilihat dari arah rambatan cahayanya
Keterangan :
S= sumber berkas
P= titik fokus lensa L2
W1,W2,W3 muka gelombang optik
L1 dan L2 lensa kolimator
D1
dan D2 media semi pantul
M1
dan M2 cermin pemantul
Perbedaan
fasa yang terjadi bisa disebabkan dua hal, yaitu perbedaan fasa karena
pemantulan atau perbedaan karena lintasan. Pada kasus ini perbedaan fasa yang
ditimbulkan disebabkan karena perbedaan lintasan yang ditempuh kedua berkas
sinar. Perbedaan fasa akibat pantulan tidak terjadi di sini, karena terjadinya
pantulan pada masing-masing berkas sinar sama, yaitu tiap berkas sama-sama
mengalami dua kali pemantulan. Beda fasa antara dua berkas cahaya pada titik P
dapat dinyatakan dalam persamaan
dimana:
h adalah selisih jarak antara dua berkas
cahaya dalam interferometer.
n adalah indeks bias medium perambatan optik.
Pada titik P, tempat bertemunya dua berkas
cahaya tadi, akan terjadi pola dengan titik pusat (fringe) terang jika :
nh = mO m = 0, 1, 2..........
dan fringe gelap jika :
m = 0, 1, 2..........
Dari persamaan diatas , pola
interferensi muncul akibat perbedaan lintasan antara dua berkas cahaya yang
masuk dalam interferometer sehingga menimbulkan perbedaan fasa antara kedua
berkas tersebut. Jika tidak ada perbedaan lintasan antara kedua berkas, maka
tidak akan timbul interferensi karena tidak ada beda fasa antara kedua berkas
sehingga keduanya akan menyatu kembali dengan sempurna. Perbedaan lintasan ini
muncul karena kedua berkas tiba pada titik yang berbeda pada L2 sehingga
keduanya mencapai titik fokus lensa L2 yaitu P dengan menempuh jarak lintasan
yang berbeda pula.Karena pola interferensi yang muncul tergantung pada
parameter n dan parameter h, maka persamaan di atas dapat diturunkan
berdasarkan kedua parameter tersebut. Bila diturunkan rumus beda fasa di atas,
maka akan diperoleh :
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.tes.telkomuniversity.ac.id/index.php?view=article&catid=23:sistem-komunikasi-optik&id=282:modulasi-cahaya&tmpl=component&print=1&page=
( Di Akses Rabu, 1 April 2015, jam 15:50 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar