1. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah gelombang electromagnet yang
dapat dideteksi oleh mata. Cahaya dapat merambat tanpa medium, mempunyai
frekuensi antara 4x1014 Hz sampai 7,5x1014. Panjang
gelombang cahaya antara 400 nm (ultraungu) sampai 700 nm (inframerah).
Pendapat para ahli tentang cahaya,
diawali dengan teori penglihatan. Pada zaman yunani kuno. Phytagoras (580-500
SM) dan Democritus (460-370 SM) berpendapat bahwa kita dapat melihat benda
karena benda itu mengeluarkan butir-butir yang masuk ke dalam mata. Empedocles
(484-424 SM) , Plato (427-347 SM) dan Euclides (± 300 SM) berpendapat bahwa
kita dapat melihat benda karena dari mata kita keluar sesuatu, kemudian
menumbuk butir-butir yang dikeluarkan benda yang kita lihat itu.
Al-Kindi, seorang ilmuwan muslim
menolak konsep tentang penglihatan yang dilontarkan Aristoteles. Dalam
pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan merupakan bentuk yang diterima mata
dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi penglihatan justru
ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam bentuk
kerucut radiasi yang padat. Kemudian Al-Hasan (965-1038) berpendapat bahwa kita
dapat melihat karena ada cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda
itu.
Sir Isac Newton merupakan salah satu
ilmuwan yang mendukung pendapat dari Al-Hasan, beliau mengemukakan pendapat
bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan
ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikel-partikel
ini mengenai mata, maka manusia akan mendapat kesan melihat benda tersebut.
2. Sifat Cahaya
Sifat khas dari
cahaya adalah dapat menunjukkan peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi
dan difraksi. Oleh karena itu teori fisika klasik menganggap cahaya adalah
gelombang. Kemudian teori Maxwell menyatakan bahwa cahaya (sinar tampak) adalah
gelombang elektromagnetik. Mekanika Newton harus diganti dengan teori
relativitas khusus Einstein, apabila dilakukan pembahasan tentang kecepatan
partikel yang berada dalam orde kecepatan cahaya.
Walaupun pada
awal abad ke-20 telah banyak permasalahan yang dapat diterangkan dengan
menggunakan teori relativitas, namun masih ada hasil-hasil percobaan dan
persoalan-persoalan teoritis yang belum terjawab. Misalnya fenomena
spektra radiasi benda hitam, efek fotolistrik, radiasi
sinar-x dan hamburan Compton, tidak dapat dijelaskan jika cahaya
masih dipandang sebagai gelombang. Hal tersebut hanya bisa diselesaikan jika
kita anggap gelombang sebagai partikel.
Sifat gelombang
dan sifat partikel yang secara nyata saling bertentangan akhirnya
direkonsiliasikan sejak tahun 1930 melalui perkembangan elektrodinamika
kuantum, yakni sebuah teori komperhensif yang memasukkan kedua sifat gelombang
dan sifat partikel. Perambatan cahaya paling baik
dijelaskan dengan model gelombang tetapi pemahaman tentang pemancaran dan
penyerapan memerlukan pendekatan partikel.
Dari pembahasan sifat gelombang di
atas kita dapat membuat sebuah rangkuman sifat gelombang sebagai berikut:
- Cahaya
sebagai gelombang
Sebagai gelombang Cahaya memiliki beberapa sifat
diantaranya:
1. Cahaya
dapat di pantulkan (refleksi)
2. Cahaya
dapat dibiaskan (refraksi)
3. Cahaya
dapat mengalami pelenturan (difraksi)
4. Cahaya
dapat dijumlahkan (interferensi)
5. Cahaya
dapat diuraikan (dispersi)
6. Cahaya
dapat mengalami pengkutuban (polarisasi)
7. Cahaya sebagai
partikel
Contoh penerapan anggapan cahaya
sebagai partikel yaitu pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai
kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat
digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel
cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya
sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton.
Jika seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X
akan mengalami perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X
menjadi lebih besar. Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan
nama penemunya, yaitu Arthur Holly Compton.
Sinar-X digambarkan sebagai foton
yang bertumbukan dengan elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang
bertumbukan). Elektron bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga
bergerak ke arah membentuk sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang
menumbuk elektron pun terhambur dengan sudut θ terhadap arah
semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih besar. Perubahan panjang
gelombang foton setelah terhambur dinyatakan sebagai . Dimana m adalah
massa diam elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah
konstanta Planck.
DAFTAR PUSTAKA
http://nitanurulparida.blogspot.com/2013/04/makalah-sifat-perambatan-cahaya.html
( Di Akses Rabu, 1 April 2015, Jam 22:31 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar